
Faiq Jefri Bolkiah (c) Csmaritimo.org.pt
Bola.net – Pencinta sepak bola Asia Tenggara termasuk di Indonesia tentu familiar dengan nama Faiq Bolkiah. Namun, ketika namanya muncul dalam perbincangan, satu hal yang hampir selalu disebut: kekayaan luar biasa yang dimilikinya.
Faiq bukan pemain top di Liga Inggris atau Spanyol, melainkan berlaga di Liga Thailand bersama Ratchaburi FC. Meski begitu, banyak yang menjulukinya sebagai pesepak bola terkaya di dunia.
Bukan karena gaji atau prestasinya di lapangan, tapi karena statusnya sebagai keponakan Sultan Brunei, Hassanal Bolkiah. Kekayaan keluarganya yang fantastis, yang didukung oleh cadangan minyak dan gas Brunei, membuat namanya identik dengan kemewahan.
Namun, Faiq sendiri tampaknya tidak terlalu peduli dengan label tersebut.
“Saya orang yang sangat sederhana. Jadwal saya sama setiap hari. Saya hanya ingin fokus pada sepak bola,” ujar Faiq dalam wawancara dengan Mainstand Thailand, tak lama setelah kedatangannya di Negeri Gajah Putih pada akhir 2021.
Kalimat itu cukup menggambarkan bagaimana Faiq ingin dikenal—bukan sebagai pangeran, bukan sebagai miliarder, tapi sebagai pesepak bola. Jalannya di dunia sepak bola memang tidak semulus yang dibayangkan.
Faiq pernah menimba ilmu di akademi-akademi top seperti Southampton, Chelsea, dan Leicester City, bahkan sempat mencicipi atmosfer sepak bola Portugal bersama Marítimo. Namun, sorotan media lebih sering tertuju pada asal-usulnya ketimbang performa di lapangan.
Tak Sekaya yang Diberitakan
View this post on Instagram
Gary Koh, seorang jurnalis asal Singapura yang pernah mewawancarainya di tahun 2015, menyebut Faiq sebagai pribadi yang tenang dan terfokus.
"Dia sangat percaya diri, tidak terpengaruh sorotan media meskipun dikawal ketat. Dari jawabannya, jelas ia ingin berhasil karena kerja kerasnya sendiri, bukan karena nama besar keluarganya," kata Koh.
Namun, diamnya Faiq terhadap pemberitaan mengenai kekayaannya justru membuat berbagai mitos berkembang. Banyak media menyebut kekayaannya mencapai 20 miliar dolar AS, bahkan lebih besar dari gabungan kekayaan Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi. Padahal, menurut analis internasional Dr. Mustafa Izzuddin, angka itu kemungkinan besar terlalu dibesar-besarkan.
"Dia memang bagian dari keluarga kerajaan, tapi bukan pewaris utama. Struktur pembagian kekayaan mereka cukup kompleks," ujar Izzuddin.
Terinspirasi Ronaldo
Striker Brasil Ronaldo mencetak gol ke gawang Jerman di Piala Dunia 2002. (c) AP Photo
Terlepas dari angka-angka fantastis yang sering dikaitkan dengannya, perjalanan karier Faiq lebih menarik dilihat dari sisi tekadnya. Ia memilih jalur yang berbeda.
Saat banyak orang kaya seusianya menghabiskan waktu di kapal pesiar mewah atau mengelola bisnis keluarga, Faiq justru berkeringat di lapangan, membangun karier dari nol di liga-liga yang jauh dari sorotan dunia.
Inspirasi sepak bolanya pun bukan Messi atau Ronaldo, melainkan Ronaldo Nazario, legenda Brasil yang dikenal karena kecepatan dan kekuatannya.
"Saya punya ratusan video Ronaldo di ponsel saya. Gaya bermainnya yang langsung, fisiknya, cara dia membawa bola—saya ingin meniru itu," ujar Faiq dalam wawancara dengan Progresif Radio tahun 2018.
Namun, jalan kariernya tidak selalu cerah. Penampilannya untuk Timnas Brunei sempat menjanjikan, seperti saat hampir mencetak gol spektakuler melawan Makau di Piala Solidaritas AFC 2016. Tapi setelah itu, karier internasionalnya meredup.
Menurut Koh, mungkin ada faktor lain yang mengalihkan fokus Faiq, termasuk hobinya bermain golf. Tak masuk skuad timnas saat ini justru bisa menjadi 'berkah terselubung', mengingat sorotan media yang selalu menyertainya sebagai anggota kerajaan.
Motivasi Faiq Bolkiah
View this post on Instagram
Kini, setelah pulih dari cedera panjang, Faiq tampaknya masih punya semangat yang sama. Ia ingin membuat keluarganya bangga. Ia ingin mengangkat nama Brunei.
"Saya tahu aku orang pertama dari Brunei yang bisa bermain di level tinggi. Itu sesuatu yang aku banggakan. Saya ingin membuat keluarga saya bangga. Dan saya juga ingin membawa nama Brunei lebih dikenal di dunia," ujarnya.
Mungkin dia bukan bintang besar seperti para megabintang Eropa. Namun kisah Faiq Bolkiah adalah tentang memilih jalur yang tidak biasa. Tentang seorang pangeran yang rela menukar kemewahan dengan latihan fisik yang melelahkan, demi satu tujuan: bermain sepak bola dengan sepenuh hati.
Sumber: Daily Mail