
Kiper Liverpool Alisson Becker. (c) AP Photo
Bola.net – Di tengah sorak-sorai Anfield yang bergemuruh usai Liverpool membantai Tottenham 5-1 pekan lalu, ada satu sosok yang merayakan kemenangan dengan hati yang pernah hancur lebur: Alisson Becker.
Penjaga gawang asal Brasil itu baru saja mengamankan gelar juara Premier League keduanya bersama The Reds, namun di balik ketangguhan di bawah mistar, tersimpan kisah pilu yang nyaris menghancurkannya.
Pada Februari 2021, dunia Alisson seakan runtuh. Ayahnya, Jose Becker, meninggal dunia secara tragis setelah tenggelam di sebuah danau dekat rumah keluarga mereka di Brasil.
Kabar duka itu datang tiba-tiba, di tengah padatnya jadwal musim 2020-2021 dan masih berlangsungnya pandemi COVID-19. Saat itu, Alisson berada ribuan kilometer jauhnya, di Liverpool, sementara keluarganya berkabung di tanah kelahirannya.
“Waktu itu seperti mimpi buruk. Ibu menelepon dan memberitahu kalau ayah tenggelam. Saya merasa hancur, tidak percaya,” tulis Alisson dalam sebuah artikel emosional di The Players’ Tribune.
Alisson Hidup di Persimpangan Jalan
Selebrasi kiper Liverpool, Alisson Becker usai membobol gawang West Brom, Minggu (16/5/2021) (c) AP Photo
Lebih memilukan lagi, karena pembatasan perjalanan dan risiko kesehatan, ia harus membuat keputusan yang amat sulit: kembali ke Brasil untuk menghadiri pemakaman, atau tetap di Liverpool mendampingi sang istri, Natalia, yang sedang hamil besar.
Pada akhirnya, Alisson memilih tinggal. Ia menyaksikan pemakaman sang ayah melalui FaceTime, dalam diam dan air mata.
“Itu panggilan telepon tersulit dalam hidup saya, saat memberi tahu ibu dan saudara saya bahwa saya tidak bisa pulang. Tapi saya tahu, ayah akan menginginkan saya tetap menjaga keluarga di sini. Itulah cara terbaik untuk menghormatinya,” ungkapnya.

|
4 Mei 2025


Kekuatan dari Teman dan Lawan
Skuad Liverpool merayakan gol Alisson Becker ke gawang West Brom, Minggu (16/5/2021) (c) Pool Getty via AP Photo
Di tengah keterpurukan, Alisson menemukan secercah kekuatan—bukan hanya dari keluarganya, tetapi juga dari rekan-rekan satu tim dan bahkan para rival.
Sejumlah pemain Liverpool seperti Virgil van Dijk, Andy Robertson, Fabinho, Firmino, hingga Thiago mengirimkan bunga dan pesan duka. Bahkan dua manajer rival, Pep Guardiola dan Carlo Ancelotti, menyampaikan belasungkawa pribadi.
“Setiap 10 menit, ada saja pengantar bunga datang ke rumah. Gesta kecil seperti itu punya makna luar biasa saat kita sedang menderita,” ujar Alisson. “Itu mengingatkan bahwa bahkan rival terbesar pun melihat sisi manusia di balik nama di jersey.”
Sepak Bola adalah Segalanya
Kiper Liverpool Alisson Becker merayakan kesuksesan timnya meraih juara Premier League, Minggu (27/4/2025). (c) AP Photo/Jon Super
Kini, setelah melewati badai itu, Alisson kembali berdiri kokoh di bawah mistar Liverpool. Bagi sang kiper, sepak bola bukan sekadar tentang kemenangan atau trofi. Ini tentang keluarga, tentang kehilangan, dan tentang bagaimana sebuah tim dan komunitas dapat menjadi tempat berlindung saat dunia terasa runtuh.
“Satu-satunya hal yang bisa saya katakan pada ayah adalah: terima kasih. Bukan hanya karena telah menjadi ayah saya, tapi karena telah menjadi sahabat saya,” tutupnya.
Alisson Becker bukan hanya penjaga gawang kelas dunia, tapi juga cerminan manusia yang kuat menghadapi duka dengan ketulusan dan keberanian. Sebuah pelajaran tentang cinta, kehilangan, dan arti sesungguhnya dari solidaritas.
Klasemen Premier League
Sumber: The Players’ Tribune